Breaking News
Kapolres Pekalongan Kota Pimpin Sertijab Sejumlah Pejabat Utama di Mapolres Pekalongan Kota | Satpolairud Polres Inhil Kibarkan Bendera Merah Putih di Kapal Rakyat Perairan Pulau Burung | Lomba Gerak Jalan Indah Antar Pelajar SD dan SMP Seru dan Meriah Di Kabupaten Muara Enim | Curhat Kamtibmas bersama Masyarakat Teluk Air | Lapas Muara Enim Adakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Bagi Pengunjung | Dibawah Kepemimpinan Jaro Saiful, Pemdes Ruguk Selalu Terdepan dalam Melaksanakan Musrenbangdes Tahun 2026

Pengamat Pendidikan Assoc Prof Dr Reno RenaldiM Kes: Pekan Budaya Melayu Serumpun Riau Adalah Kelas Terbuka, Laboratorium Karakter dan Identitas Generasi Muda Riau 
Selasa 12 Agustus 2025, 09:33 WIB

Siagaonline.com - Pekan Budaya Melayu Serumpun yang berlangsung di Riau Tahun 2025 menuai apresiasi tinggi dari pengamat pendidikan Riau sekaligus Akademisi di Perguruan tinggi Swasta Riau Assoc.Prof. Dr. Reno Renaldi. M.Kes. disela kesibukkannya turut mengucapkan selamat kepada Gubri Riau Abdul wahid dan jajaran, Dinas Pariwisata dan Dinas-dinas Terkait yang ikut mensukseskan Acara Keduri Riau: Pekan Budaya Melayu Serumpun Tahun 2025. Ini merupakan suatu kolaborasi yang tinggi dalam mempertemukan pelaku seni, budayawan, pendidik, dan masyarakat dari berbagai daerah serumpun Melayu ini dinilai sebagai “laboratorium pembelajaran hidup” yang sangat kaya untuk membentuk karakter, kreativitas, dan kebanggaan identitas generasi muda.

"Pekan Budaya Melayu Serumpun bukan sekadar hiburan atau pertunjukan seni. Ia adalah ruang belajar terbuka, di mana peserta didik dapat mengamati, terlibat, dan menyerap nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur. Inilah kelas besar tanpa dinding yang mempertemukan teori dengan praktik kehidupan.

 

 Budaya Sebagai Kurikulum Hidup

Tokoh pendidikan juga menekankan bahwa kegiatan seperti ini memberikan pembelajaran kontekstual yang sulit diperoleh hanya dari buku teks. Melalui sejaraha-sejarah budaya melayu diriau walomba pantun, pementasan tari tradisi, pameran kuliner khas, hingga lokakarya kerajinan tenun dan anyaman, siswa diajak untuk mengasah kreativitas, melatih kerja sama tim, membangun kepercayaan diri, sekaligus mempelajari sejarah dan filosofi di balik setiap tradisi.

“Anak-anak belajar nilai sopan santun dari tata cara berpantun, melatih ketelitian dan kesabaran dari proses menenun, memahami konsep gotong royong dari kerja tim saat persiapan pementasan. Semua ini adalah kompetensi hidup yang relevan di era modern.

 

 Penguatan Identitas dan Kebanggaan Budaya

 

Menurutnya, Pekan Budaya Melayu Serumpun juga memiliki peran strategis dalam memperkuat identitas daerah. Seperti baru-baru ini kita di hebohkan dengan kedatangan Harta Pusaka Melayu Riau setelah 80 Tahun tidak pernah dipamerkan di hadapan masyarakat riau. Akhirnya sekarang kita dapat melihat secara langsung di masa kepemimpinan Gubri Abdul Wahid ini sungguh sejarah luar biasa. Harta pusaka ini merupakan harta pada saat kepemimpinan Sultan Syarif Khasim II dulu seperti Mahkota diraja, Pedang Kesultanan dan Pin Raja yang mempuanya Nilai-nilai 2 budaya luhur yang tak terhingga. Tentunya saya mengharapkanGenerasi muda diajak untuk tidak hanya menjadi penikmat, tetapi juga pewaris dan pengembang budaya. Dengan interaksi langsung bersama para seniman dan tokoh adat, mereka dapat memahami makna simbol-simbol, bahasa, dan nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.

 

Jika generasi muda memahami akar budayanya, mereka akan memiliki pondasi yang kokoh untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri.

 

 Integrasi dalam Pendidikan Formal

Ia mengajak seluruh sekolah, guru, dan tenaga kependidikan untuk memanfaatkan momentum ini dengan mengintegrasikan nilai-nilai pembelajaran dari kegiatan budaya ke dalam kurikulum dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Menurutnya, pembelajaran berbasis budaya lokal dapat dipadukan dengan berbagai mata pelajaran, mulai dari bahasa Indonesia, seni budaya, hingga pendidikan karakter.

“Misalnya, guru bahasa dapat menggunakan pantun atau cerita rakyat sebagai bahan ajar. Guru IPS bisa menjadikan pameran budaya sebagai studi lapangan. Guru seni bisa mengadaptasi tarian dan musik tradisi untuk latihan di kelas. Dengan begitu, pelajaran menjadi lebih hidup dan kontekstual.

 

Pengamat pendidikan Assoc. Prof. Dr. Reno Renaldi. M.Kes juga mendorong adanya kolaborasi antara sekolah dan komunitas budaya agar transfer pengetahuan tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di tengah masyarakat. Ia menilai, keterlibatan langsung dalam kegiatan budaya akan menumbuhkan rasa memiliki, sekaligus memperkaya wawasan siswa tentang keberagaman dan persatuan.

 

Sebagai penutup, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan Pekan Budaya Melayu Serumpun di Riau. “Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi teladan bagi daerah lain. Karena melalui budaya, kita membentuk generasi yang berkarakter, kreatif, dan bangga akan jati dirinya”


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa korupsi dan lain-lainnya/rilis atau ingin pasang Iklan dan berbagi foto? Silakan SMS/WatsApp ke: 0852-6599-9456 Via E-mail: [email protected] / [email protected]
(Mohon Dilampirkan Data Diri Anda)
Komentar Anda
Loading...

Copyright © 2023 Siagaonline.com - All Rights Reserved
Scroll to top